Holla fellas! ~ (づ ̄ ³ ̄)づ~~~
hari ini aku mulai bikin cerita lagi.. udah lama ga ngarang cerita XD hoho
cerita nya terinspirasi dari komik2 cewek, namanya tokohnya jepang+korea *itu geje. abaikan*, gambar tokohnya, anime jepang :))) yah ini sedikit bernuansa jepang. tapi.. baca dulu deh! semoga suka yaa ( ̄∇ ̄b)
Invisible
Heart
Aku
sangat takut dengan hal mistis.. Yah, aku memang penakut, haha. Oh! Aku lupa.
Hai, aku Yuri. Inilah kehidupanku sehari-hari. Kalian tahu? Seperti yang tadi
aku bilang, aku sangat takut hantu dan hal-hal mistis. Aku adalah gadis tunggal
berumur 16 tahun yang tinggal bersama nenekku. Orangtua ku sangat sibuk bekerja
di luar negeri. Yah, namun sesibuk apapun orangtua ku, kita selalu akrab
berkomunikasi. Okay cukup sudah dengan prolog nya, dan selamat datang di
duniaku..
-------------
#1 : Invisible
“Aku pergi dulu nek! Hati-hati di
rumah, aku sayang nenek”
Aku mengecup pipi nenek dan
langsung bergegas membawa roti panggang ku dan pergi ke sekolah. Astaga, hari
ini adalah hari yang berat, aku kesiangan! Semoga saja tepat waktu sampai ke
sekolah.
Aku tak bisa tidur lagi tadi
malam. Seperti biasa, ketakutan ku tak pernah hilang, dan selalu terbayangkan
akan hal-hal mistis sehingga aku jadi sulit tidur. Hufft, sungguh itu sangat
membebani hariku. Untung saja masih ada sisa waktu sebelum bell masuk
berdentang. Syukur lah aku tidak terlambat.
TENGG! TEENGG! Bel pulang sekolah berdentang. Aku berjalan
sendirian menuju ke rumah. Ya, aku tidak punya teman sama sekali di sekolah.
Salah satu alasan teman-teman menjauhi
ku adalah karena aku sangat, sangat penakut. Rasa takut ku memang sangat
membebani.
Aku pun sampai ke rumah dan
merapikan sepatu yang tadi dipakai. Sudah terlihat di dekat tangga, Zuri,
kucing ku menunggu ku naik ke tangga. Satu-satunya teman yang menemaniku dari
kecil hanyalah Zuri.
“Hai Zuri, apa nenek sudah
memberimu makan siang?”
“Meow, meow”
*tertawa kecil* “Sudah sangat
jelas kau kelaparan ya, tunggu disini, aku akan mengambil makanan mu”
Aku mengelus bulu Zuri yang
lembut, dan menuangkan makanan nya ke mangkuk. Zuri memakan makanannya dengan
lahap. Sedangkan aku langsung bergegas naik ke kamar dan berganti baju.
“Haaah..”
Aku menjatuhkan diri ke atas
kasurku yang empuk dan hangat. Sangat terasa sekali beban-beban hariku lepas
ketika terjun keatas kasur. Aku ingin tidur siang, namun entah mengapa aku tak
mengantuk sama sekali. Karena merasa bosan, aku pun membawa novel favoritku dan
berjalan menuju halaman belakang nenekku yang sangat luas.
Rumah ku ini memang terlihat
kecil, namun dengan gaya rumah tradisional ala jepang ditambah halamannya yang
cantik dan luas, aku tak pernah merasa bosan tinggal disini. Di halaman
belakangku terdapat gazebo mini dan disampingnya ada sungai kecil yang mengalir
dari gunung. Aku sangat suka bersantai di gazebo sambil membaca novel favoritku, atau hanya sekedar tidur-tiduran
dan mendengarkan lagu.
Aku mulai menyandarkan diri pada
bantal-bantal yang ada di gazebo, dan membuka buku novelku, hingga seketika
pandangan ku beralih ke suatu tempat..
Di depan hamparan bunga-bunga
nenekku dan sungai, ada seseorang sedang duduk membelakangi ku. Itu seorang
laki-laki berambut coklat dengan gaya rambut ala anime jepang kesukaanku. Ia
seperti sedang merenungkan sesuatu. Lalu dengan rasa penasaran aku mendekati
laki-laki itu.
“Uhm, permisi, siapa kau? Dan
mengapa kau ada di halaman rumahku?” Aku sangat gugup bertanya karena seorang
laki-laki itu hanya duduk terdiam dan menghela nafas.
“Maaf.. A-apakah kau bisa melihat
ku??” Laki-laki itu masih memalingkan wajahnya dariku, dan menanyakan hal yang
aneh yang pernah ku dengar.
“Apa maksudmu? Tentu saja aku
bisa melihatmu! Haha, pertanyaanmu sangat aneh” Aku tertawa kecil. Dan seketika
dia membalik badan dan berdiri di hadapanku.
Sesosok laki-laki itu sepertinya
seumuran denganku. Dia sangat tampan dengan gaya rambut dan senyumannya yang
manis. Tak sadar muka ku seketika memerah dan aku mundur satu langkah, menjaga
jarak darinya.
“Aku senang kau bisa melihatku” Dia
tersenyum manis.
“Oh! Apakah kau tidak takut aku??”
Dia menunjukan wajah bingung dan cemas.
Aku tak mengerti, ia hanyalah
seperti orang-orang biasa, namun bertingkah agak aneh.
“Kenapa aku harus takut? Kau
terlihat seperti anak laki-laki biasa”
Lalu dia menunduk dan menghela
nafas, lalu menarik lenganku untuk duduk di gazebo. Sepertinya dia ingin
memberitahu sesuatu kepadaku.
“Huh... Begini.. Kumohon kau
jangan kaget atau takut..” Dia menunduk dan melanjutkan berbicara.
“Sebenarnya, aku adalah manusia
biasa sepertimu, namun aku terkena kutukan dan disihir menjadi seperti ini. Aku
menjadi seperti hantu. Aku sama seperti manusia, namun tak bisa makan dan
minum. Aku bisa menghilang dan terbang. Namun satu hal, aku tak bisa di lihat
siapa-siapa”
Dia menunduk malu dan cemas. Aku..
Aku tak percaya! Aku takut hantu! Dan.. Bisa dibilang dia hantu, namun dengan
sosok nya yang tampan. Yang lebih membingungkannya lagi, me-mengapa aku bisa
melihat dia??!
“He-hey.. Lalu mengapa aku bisa
melihat mu? Dan kau bisa menarik lenganku?”
“Aku beruntung ada yang bisa
melihatku. Aku tak mengerti mengapa bisa begitu. Hantu atau tepatnya manusia
tembus pandang seperti ku tak bisa menyentuh manusia lainnya kecuali manusia
itu sendiri yang bisa melihatku. Aku sudah mencobanya. Setelah aku terkena
kutukan, aku pulang ke rumah dan mencoba berbicara kepada orangtua ku. Namun
karena kutukan ini, aku tak bisa didengar oleh siapapun, terlihat dan tembus.
Aku sudah tak ada harapan lagi berkomunikasi dengan orangtuaku” Dia terlihat
sangat sedih.
“Mungkin aku bisa membantumu” Aku
tersenyum lebar. Entah mengapa aku tak merasa takut sama sekali.
“Eh? Be-benarkah?” Matanya
melebar seakan tak percaya ada manusia yang mau membantunya. Wajahnya sangat
tampan dan imut. Mukaku memerah lagi. Namun aku segera menyadarkan diri sendiri
dan mengangguk dengan tersenyum.
“Huaa terimakasih! Aku sangat
senang, senang sekali!” Dia terlihat sangat senang, dan mengeluarkan air mata
sedikit saking senangnya. Ini lucu, aku tak percaya ada laki-laki yang selucu
ini.
“Oya, kita belum kenalan, siapa
namamu? Aku ingin mengenal lebih jauh tentangmu”
Dia tersenyum lebar dan
mendekatiku.
“Ah, a-aku Yuri, 16 tahun” Aku menjawab dengan
gugup. Hei aku ini kenapa? Mengapa terasa lebih gugup dari yang sebelumnya?
“Oh! Hai Yuri! Senang bertemu
denganmu. Aku Sora. Ah, dan.. Aku 17 tahun. Tak jauh berbeda darimu bukan?” Dia
tersenyum manis dan mengelus kepalaku. Kelakuannya seperti kakak yang sedang
mengelus kepala adiknya.
“Meow.. Meow” “Ah! Zuri!”
Sora mengelus-elus Zuri dengan
lembut, dan keliahatannya Zuri menyukai Sora. Aku tahu, hewan bisa melihat hal
gaib seperti hantu, dan tentunya pasti Sora bisa menyentuh binatang. Aku memandang
Sora bukan seperti hantu, melainkan seperti manusia biasa.
“Hei, kenapa kau tersenyum dan
memandangku seperti itu?” Sora yang sedang mengelus Zuri heran melihat
kelakuanku. Ah! Apakah aku tersenyum dengan sendirinya? Oh tidak, aku malu.
Mengapa aku melakukan hal seperti itu. Phew. Mengapa aku tersenyum sendiri?
Tapi sungguh Sora sangat menawan dengan sikapnya yang lembut dan menyenangkan
seperti itu.
“Apa kau mau mencoba terbang?” Sora tertawa
kecil
“Eh? Tentu! Kebetulan kamarku ada
di atas sana” Aku menunjuk teras kecil yang menghadap halaman belakang rumahku.
Aku sangat suka letak kamarku dan terasnya. Begitu keluar teras, pemandangannya
sungguh indah.
“Kalau begitu, kita coba terbang
ke terasmu!” Sora memindahkan Zuri dari pangkuannya, lalu dia membungkukan
punggungnya. “Ayo naik ke punggungku”
“E-eeh?? Hei, aku berat! Kalau
kita jatuh bagaima-“
“Tenang saja, ayo! Anggap saja
kau sedang menaiki helikopter!”
Dengan cemas-cemas aku naik ke
punggung Sora, dan berpegangan ke pundaknya. Aku takut, ia mulai melayang,
terlihat kaki Sora sudah tidak menginjak tanah. Lalu dengan ringannya dia
melayang membawaku ke teras. Ini seperti mimpi, aku serasa terbang. Dan lihat Zuri
dibawah sana! Ini menakjubkan!
“Kita sampai. Hei pemandangan
yang sangat indah dari atas sini!” Sora ternganga melihat pemandangan dari atas
kamarku ini.
“Te-terimakasih sebelum nya. Maaf
kalau aku membebanimu” Aku masih gemetaran akan ketinggian tadi. Namun sangat
terkesan dengan terbangnya diriku sampai ke atas sini.
“Tak apa, lagi pula kau ringan.
Kau tahu, untuk seumuranmu, tubuh mu sudah ideal” Sora tersenyum ramah. Aku
baru menyadari badanku sudah ideal. Alangkah senangnya, inilah hasil
kebiasaanku minum yogurt tiap pagi, hihi.
Setelah puas memandangi
pemandangan di teras, aku masuk ke kamar dan membereskan beberapa barangku yang
berantakan, sedangkan Sora melayang turun untuk mengambil Zuri, dan naik lagi
ke terasku.
“Hei, betapa rapih nya kamarmu
ini! Kamarku tak seperti ini, kamarku selalu berantakan” Sora tertawa dan
melihat-lihat kamarku.
“Ah iya, aku ingin tahu tentangmu
lebih banyak, coba ceritakan” Aku tersenyum manis sambil memangku Zuri.
“Ohya, tentangku ya, hmm..” Dia
memegang dagunya sambil mengingat-ingat. Dia tak duduk di lantai, melainkan dia
melayang, namun dengan gaya duduk sila sepertiku.
“Sebenarnya, aku belum lama
dikutuk, sekitar 2 minggu yang lalu. Jadi, 2 minggu yang lalu aku mempunyai
kehidupan sepertimu. Aku juga mempunyai adik laki-laki yang sangat
menyayangiku”
“Kau punya adik? Kyaa betapa manisnyaa”Aku
tertawa kecil “Bagaimana kau disekolah?”
“Oh! Sekolahku dekat dengan
rumahku, dan kau tahu? Aku adalah anak populer disekolah. Aku punya banyak
teman laki-laki dan fans-fans perempuan. Hehe, aku menghargai dan menyayangi
seluruh temanku di sekolah” Sora terlihat tersenyum dengan puas saat
menceritakan kisahnya. Aku ikut tersenyum mendengar cerita-ceritanya.
“Prestasi ku disekolah juga
sangat baik! Ah.. Andai aku masih bisa terlihat, aku pasti sedang menjalani
kehidupanku sekarang. Aku rindu keluargaku..” Dia terlihat sedih seketika.
“Ngomong-ngomong, apa rumahmu tak
jauh dari sini?”
“Ya! Tak jauh, apakah kau ingin
ke rumahku? Banyak hal-hal yang ingin ku perlihatkan kepadamu! Kau bisa
menyampaikan pesan-pesanku kepada keluargaku! Kau bisa karena hanya kau, Yuri...
Yang bisa melihatku....” Dia menghela nafas panjang. Aku tak bisa menolak, aku
sangat kasihan melihat Sora.. Dan, sepertinya Sora adalah teman pertamaku... Baiklah
aku akan membantunya!
“Baiklah Sora, dengan senang
hati! Kebetulan besok hari sabtu dan aku libur, kita bisa ke sana besok” Aku
tersenyum dan menggenggam tangannya.
“Be-benarkah?? Yaay! Terimakasih Yuri!
Kau memang yang terbaik!” Sora terlihat kegirangan. Tiba-tiba dia memelukku
dengan rasa senang yang luar biasa, seperti seorang anak kecil yang memeluk
ibunya yang telah membelikannya mainan baru. Hei, apakah Sora sadar siapa yang
ia peluk??!
“He-hei!” Aku kaget dan spontan
menghindar.
“Ah.. Maaf, aku tak sadar, aku
sangat senang” Ia menunduk malu dan tak berani menatapku.
“Pfft, hihi, santai saja Sora,
aku senang kalau kau senang!” Aku tertawa kecil dan tersenyum lebar pada Sora.
Terlihat wajah Sora tiba-tiba memerah. Hei? Ada apa dengan Sora? Mukanya
memerah seperti mukaku memerah waktu itu.
“Sora, muka mu memerah”
“Ah! Benarkah? Maaf, tapi kau
sangat manis ketika tersenyum, Yuri” Sora tak berani menatapku dengan wajah
memerahnya itu.
TOK TOK TOK! “Yuri, makan siangmu
sudah siap!” Tiba-tiba nenekku memanggil dari depan pintu.
“Ah, iya nek! Aku akan segera
kesana”
“Ngomong-ngomong dengan siapa kau
berbicara, sayang?” Nenekku membuka pintu dan masuk ke kamarku. Aku gelagapan
dan tak tahu harus bagaimana.
“Psst, bilang saja, kau sedang
menerima telefon tadi” Bisik Sora. Aku tahu Sora tak akan terlihat oleh
siapapun, jadi untuk apa aku harus cemas?
“A-anu aku sedang menerima
telefon tadi, dari temanku”
“Oh, sedang menelepon ya, maaf
jika nenek mengganggu, makananmu sudah siap di lantai bawah ya sayang” Nenek
mengecup keningku dan turun ke bawah.
Aku tersenyum hangat. “Baiklah
nek, aku sayang nenek” Bisikku dengan suara kecil.
“Aaww so sweetnya! Nenekmu sangat perhatian. Cup! Cup!” Sora tertawa
gemas dan melayang berputar-putar. Aku tahu dia pasti sedang menggodaku.
“Err, sini kau Sora!” Aku
menjitak kepala Sora.
“Aw! Sakiit” Sora mengusap-usap
kepalanya.
Aku tak menyadari, baru hari ini
kita bertemu, tapi kita terlihat seperti sudah akrab berbulan-bulan. Sora
memang menyenangkan. Dan lebih lagi, dia seperti tokoh anime favoritku, gaya
rambutnya, dan segalanya, sangat mirip! Ini seperti mimpi, tapi aku sangat
senang berada di dekat Sora.
Aku pun turun kebawah dengan Zuri
yang ku gendong. Sora mengikutiku dari belakang. Terlihat di meja makan sudah
tersaji berbagai macam makanan kesukaanku. Aku langsung mencuci tangan dan
duduk untuk makan.
“Hmm, sepertinya enak ya,
bagaimana rasanya?” Sora duduk di depanku sambil menopang dagu, menatapku dan
tersenyum.
“Kau harus mencoba ini! Masakan
nenekku adalah yang nomor 1 di dunia! Ini sangat lezat!” Aku melahap
makanan-makananku, tak ingin menyisakan sedikitpun masakan yang telah dibuat
nenekku ini.
Sore menjelang malam pun tiba,
begitu selesai mandi, aku langsung bergegas mengerjakan tugas sekolah dan
membereskan kamar. Sora bilang ia akan berjalan-jalan sebentar sambil
menungguku mandi, namun sudah beberapa lama dia tak kembali kesini. Apakah dia
tersesat? Atau dia pulang kerumahnya? Baiklah itu bukan urusanku. Aku
melanjutkan membereskan kamar. Lalu mematikan lampu dan berbaring di kasur
memejamkan mata.
to be continued...
2 comments:
Hai, aku mau komen dong hehehe...
Menurutku, ceritanya menarik, idenya anti-mainstream. Hanya, yg harus diperbaiki itu EYD-nya, seperti huruf kapital di setiap awal kalimat langsung maupun tidak langsung, juga tanda baca. Lalu, sebaiknya jangan disingkat-singkat. Misalnya 'kehidupan sehari2' sebaiknya ditulis menjadi 'kehidupan sehari-hari' supaya lebih enak dibacanya :)
Kemudian kata depan selalu dipisah ya, misalnya 'di depan', 'di sekolah' dan lain-lain :)
Yaah,itu aja kali yaa, maaf kalo kesannya menggurui atau apa. Cuma mau ngasih masukan aja sih hehehe. Ditunggu lanjutan ceritanya :))
wahaha makasih rin xD iyaa ini belum di revisi lagii, baru sekadar asal tulis2, belum di benerin lagi XD
Post a Comment