Chapter sebelumnya : Invisible Heart #3 : New Friend
Lengkapnya di : Story : Invisible Heart
Invisible Heart
#4 : Rin
“S-sedang apa kalian?”
“Y-Yuri?”
Aku terpaku melihat Rin dan Sora
saling merangkul satu sama lain di terasku. Aku.. Apa yang sedang ku lakukan?
Mereka adalah temanku.. Mereka berteman. Tapi mengapa hatiku terasa sakit? Aku
tak bisa melihat ini. Aku harus pergi!
“Yuri! Tunggu!”
Aku berlari ke gazebo dan duduk
termenung di bawah sinar bulan. Tiba-tiba air mataku mengalir perlahan melewati
pipi. Bodohnya aku, seharusnya aku tidak boleh menangis. Mungkin ini hanya
sekedar salah paham. Aku lalu memeluk bantal di gazeboku, lalu menatap ke arah
sungai kecil yang mengalir di dekat gazebo, berkilauan terkena cahaya bulan.
Tiba-tiba ada yang menyentuh
pundakku dari belakang. “S-Sora?” Spontan aku langsung menghapus air mataku,
dan mencoba tersenyum. “Apa kau menangis, Yuri?” Tanya Sora dengan cemas.
“Ti-tidak. Itu bukan urusanmu.” Aku menunduk mengalihkan tatapanku.
Kemudian Sora duduk di sampingku.
“Hei Yuri” “Hmm?..” “Jika ada apa-apa, sebaiknya kau cerita saja, lebih baik di
keluarkan daripada di pendam. Kau mengerti?” Sora mengusap kepalaku.
“Ba-baiklah..” Aku tersenyum,
namun masih terisak. Sora membalasku dengan senyuman lembutnya. “Nah, itu baru
Yuri temanku!” Sora tertawa dan merangkul ku.
Aku merasa senang, namun perasaan
ini masih aku pendam. Jujur saja aku masih merasakan firasat buruk terhadap Rin.
Tapi biarlah ini terlupakan, dan kami menjalani pertemanan ini dengan lancar.
“Umm.. Sora, ayo kita kembali ke
kamarku, disini dingin” “Baiklah”
Aku dan Sora kembali ke kamar.
Aku melihat Rin sedang mencemaskanku. “Ah! Apa kau tak apa, Yuri? Aku
mencemaskan mu” “Aku tak apa, Rin” Aku tersenyum. “Syukurlah!” Rin memelukku
dengan hangat. Hei, sepertinya Rin tidak seburuk yang ku kira.. Aku memeluk Rin
kembali.
----------------
“Oh ya, kebetulan sekali besok
libur, apa kalian ingin jalan-jalan bersamaku?” Tanya Rin. “Hmm? Kemana?”
Tanyaku yang sedari tadi sedang menghangatkan diri di dalam selimut. Sora
sedang sibuk bermain bersama Zuri. “Sepertinya menarik, ayolah Yuri!” Sora
membujukku. “Baiklah, aku akan ikut” Aku mengangguk mengiyakan.
“Hei Yuri, bagaimana caramu
merawat Zuri hingga bulunya menjadi selembut ini?” Sora bertanya sambil
mengelus-elus bulu Zuri. “Meow” Zuri mendengkur.
“Hmm, aku hanya memberikannya
shampoo khusus setiap hari” “Menarik”
Sora kemudian mengangkat Zuri perlahan dan.. CUP! Ia mencium Zuri. “E-eeeh??”
Aku dan Rin terkejut melihat Sora yang tiba-tiba mencium seekor kucing. “Hah,
beruntung sekali kau Zuri” Rin mendengus kesal dan salah tingkah. “Yah, itu lah
Sora” Aku menepuk jidat, tak menyangka dan tak bisa membayangkan bagaimana
mencium seekor kucing.
“Ahahaha.. Ada apa? Iri?” Sora
tertawa meledek aku dan Rin. Ia lalu kembali bermain dengan Zuri.
“Hah.. Entah apa yang ada di
benak mu, tapi kau adalah cowok yang sangat aneh, Sora” Aku kembali membereskan
sisa cemilan kami lalu menyiapkan tempat tidur bersama Rin.
“Oya, Sora akan tidur dimana,
Yuri?” Tanya Rin. “Te-tentu saja tidak disini!” Rin lalu hanya tertawa kecil.
“Aku biasa tidur di rumahku dan kembali kesini jam 9 pagi” Jelas Sora. “Oh? Aku
kira kau menetap disini, Sora” Rin tertawa. “Tak mungkin!” Sora cemberut.
“He-hei.. Sudah, sana pulang dan tidur yang nyenyak Sora, jam 9 tepat kau harus
sudah disini” Aku lalu mendorong Sora ke arah teras.
“Baiklah, selamat malam Yuri,
Rin!” Sora melambaikan tangan dan kemudian menghilang. Aku memperhatikan Rin
yang sedang melambaikan tangan dan tersenyum-senyum sendiri. “Ada apa Rin?” Aku
tertawa kecil “Ah, ti-tidak ada apa-apa” Rin memerah dan salah tingkah.
“Sudah larut malam, sebaiknya
kita cepat tidur. Aku tak sabar ingin jalan-jalan ke taman bermain besok!” Aku
menarik selimut dan menutupi sebagian badanku, berbaring menghadap Rin.
“Ya, aku pun begitu!” Rin
tersenyum. “Selamat malam, Yuri” “Malam, Rin”. Kami pun memejamkan mata, dan
menjelajah dunia mimpi masing-masing.
--------------------
KRIIINGGG!! Jam alarm ku berbunyi
dengan kerasnya, mengejutkan aku dan Rin yang tengah terlelap. Dengan setengah
sadar aku meraih jam alarmku dan menekan tombol off yang ada di belakang jam tersebut dan menaruhnya kembali.
“Hoaaammm..” Aku menggeliat
layaknya kucing yang baru bangun dari istirahatnya. “Uh.. Selamat pagi Yuri”
Rin mengucek-ucek matanya agar terbuka. Kami berdua tentu tenggelam pada
nyenyak nya tidur semalam yang sangat melelahkan.
Kemudian kami pun bergegas mandi
dan merapikan kamar. Aku mengenakan Sweater lengan panjang berwarna peach dipadu dengan jeans panjang dan
boots coklatku. Aku kemudian menyisir rambut dan merapikannya, lalu membuka
pintu teras agar udara segar masuk kedalam kamarku.
“Menghirup udara pagi yang segar
ya?” Aku menengok ke belakang, melihat Rin sedang merapikan penampilannya. Ia
terlihat sangat cantik walau kacamatanya di lepas. Rin menggunakan dress selutut dengan sepatu ber-heels pendek. Sangat manis dengan paduan
pita merah muda yang di jepitkannya di atas kepangan sampingnya. “Kau terlihat
sangat manis dengan penampilan itu, Rin” Aku tersenyum kagum. “Ahaha,
terimakasih, kau juga sangat cocok dengan gaya mu yang seperti itu, Yuri” Ia
membalas senyumanku dengan manis.
“Sayang, sarapan untuk kalian
berdua sudah siap” Nenek tiba-tiba memanggilku dari lantai bawah. “Baiklah nek,
kami akan segera kesana!” Ujarku memastikan. Lalu aku dan Rin turun kebawah
untuk sarapan.
Usai sarapan kami berpamitan
kepada nenekku dan pergi meninggalkan rumah. “Hei, dimana Sora?” Tanya Rin.
“Entahlah, sekarang sudah pukul 9 dan aku belum melihatnya” Aku melirik jam di
HP-ku.
Tiba-tiba terdengar suara dari
atas pohon. “Hei! Sebelah sini!” Sora melambaikan tangan dari atas pohon. Ternyata
ia sedang duduk di dahan pohon, berteduh sambil menunggu kami. “Sedang apa kau
diatas sana, Sora?” Aku memutar bola mataku. “Cepat turun!” Ujar Rin.
“Maaf jika membuat kalian
menunggu. Sebenarnya aku sudah lama disini menunggu kalian, hehe” Sora mengusap-usap
kepalanya dan tertawa. “Ada apa dengan penampilanmu?” Aku terkejut melihat
penampilan Sora yang berbeda dari biasanya. Ia mengenakan Kemeja bergaya casual yang tidak di kancing, dan
melipat bagian lengan nya sampai sikut. Ia mengenakan baju dalaman berupa kaus
oblong, dipadu dengan jeans dan
sepatu talinya. Sora tampak lebih muda dengan penampilannya yang santai seperti
itu.
“Hehe, ini gaya-ku sehari-hari
jika sedang jalan-jalan” Sora menyengir. “Makhluk sepertimu masih bisa
mengenakan pakaian-pakaian manusia normal? Bagaimana bisa?” Rin kebingungan.
“Ah, iya, aku pun baru menyadari aku bisa mengenakan pakaian-pakaian lamaku.
Entah mengapa jika aku mengenakan pakaian, pakaian yang awalnya bisa terlihat,
ketika digunakan akan ikut menyatu dengan wujudku, artinya orang biasa tak bisa
melihatnya lagi.”
“Ngomong-ngomong, penampilan
kalian berdua sangat menawan hari ini” Sora tersenyum lebar dan berjalan
beriringan diantara aku dan Rin. Kami bertiga lalu menaiki kereta dan sampai di
tempat tujuan.
“Whoa.. Taman bermain ini sangat
menakjubkan!” Ujarku kegirangan. “Ayo kita naik Rollercoaster di sebelah sana!”
Sora menunjuk kearah wahana kereta yang melaju secepat kilat, dengan jalurnya
yang sangat extreme. Kebetulan sekali
taman wahana disini masih sepi pengunjung karena kami datang sangat pagi, jadi
masih ada tempat untuk Sora secara gratis, karena ia pasti tak akan terlihat
oleh siapapun.
-----------
Usai menaiki beberapa wahana yang
extreme, kami beristirahat di kursi
taman dibawah pohon rindang yang meneduhkan kami dari sinar matahari.
“Wahana-wahana disini sangat menakjubkan. Sekaligus membuat ku sangat lelah”
Sora menyandarkan dirinya ke kursi panjang tersebut dengan nafas nya yang tak
beraturan. “Aku tak akan menaiki wahana-wahana itu lagi!” Rin pun terlihat
sangat lelah usai menaiki rintangan-rintangan disini.
“Kalian tampak sangat lelah, aku
akan membelikan kalian sesuatu yang segar” Aku beranjak dari kursi dan berjalan
ke arah tempat menjual minuman terdekat.
“Yuri benar-benar menakjubkan. Ia
tampak tidak lelah sama sekali” Ujar Rin yang sedang menyandarkan diri
disamping Sora. “Hah.. hah.. Yuri memang aneh” Sora masih bernafas tak
beraturan, sambil mengipaskan brosur wahana ke arah wajahnya yang kepanasan.
“Minuman datang!” Aku tersenyum
lebar membawa 1 kantong berisi 3 botol minuman segar yang kubeli di toko
terdekat. Aku menyerahkan
minuman-minuman itu kepada Rin dan Sora, lalu duduk di samping Sora.
“Terimakasih Yuri” Rin berbinar-binar, lalu meneguk minumannya.
Kami beristirahat dan berbincang-bincang.
Kami benar-benar menikmati refreshing di taman bermain ini. “Hei, wahana
terakhir yang ingin ku naiki adalah.. Itu!” Rin menunjuk Bianglala raksasa di
kejauhan, dari tempat kami beristirahat. “Baiklah! Tunggu apalagi!” Sora
menarik lenganku dan lengan Rin.
Ketika hendak berjalan kearah
wahana bianglala, tiba-tiba banyak segerombolan orang-orang dewasa dari
rombongan tour menyelinap jalan kami. Aku terdesak-desak dan terlepas dari
genggaman Sora. “Sora!” Aku tak dapat melihat Sora, karena seluruh jalanku
dipenuhi dengan orang-orang besar dari rombongan tersebut.
==============
# Rin View
“S-Sora, apa yang sedang
terjadi?” Aku tertubruk rombongan yang menyelinap jalan kami. “Rin! Hati-hati!”
Sora menangkapku yang hendak terjatuh, lalu melindungiku dari rombongan yang
akan menabrak atau bahkan dapat menyeretku ke tempat tujuan mereka. Aku sungguh
takut hingga memejamkan mata. Kami berjalan berlawanan arah rombongan tersebut,
mencari celah untuk keluar dari desakan-desakan gerombolan orang besar yang tak
tentu arah itu.
“Dimana ini?” Aku membuka mata
dan melihat kami telah terseret jauh dari tempat asal kami berdiri, namun masih
di kawasan taman bermain yang luas ini. “Entahlah, aku kehilangan jejak Yuri”
Sora cemas. “Eh? Yuri?” Aku baru menyadari Yuri sudah terpisah jauh dari kami.
Apa yang harus kami lakukan sekarang?
“Apa.. Yang harus kita lakukan
sekarang?” Aku cemas dan gemetaran. Sora menatapku terkejut lalu membelai
rambutku “Tak apa, tujuan kita ke Bianglala itu kan? Siapa tahu kita bertemu Yuri
disana” Sora tersenyum penuh perhatian. Jantungku berdetak sangat kencang.
“Ba-baiklah..”
Letak posisi kami sekarang sangat
jauh dari Bianglala, juga dari Yuri. Kami melewati jalan lain, karena takut
bertemu rombongan tadi lagi. Aku tak percaya sekarang aku sedang berjalan
bersama Sora! Hatiku sangat senang dan berdebar.
“Hm? Ada apa?” Sora menatapku
bingung. Tak kusadari aku sedang memperhatikan Sora “Ah, ti-tidak..” Aku
gelagapan. “Umm, Sora, bagaimana rasanya dikutuk menjadi seperti ini? Apakah
kau tidak kesepian?” Tanyaku penasaran. Sora lalu berhenti sejenak,
menghembuskan nafas dengan dalam, lalu melanjutkan langkahnya bersamaku.
“Awalnya aku merasa sangat
kesepian. Namun aku menemukan kalian berdua, aku merasa sangat tenang sekarang”
Senyuman Sora yang riang membuatku sangat senang. “Begitu ya, aku mengerti” Aku
tersenyum. Aku sangat senang melihat ekspresi natural Sora ketika tersenyum,
hingga tak menyadari jalanan dihadapanku berbatu dan aku tersandung. “Hati-hati
Rin--!” BRUK!
Aku terjatuh. Lututku langsung
luka dan berdarah, dress selututku
tampak berdebu karena jatuh. “Ouch!” “Apa kau tidak apa-apa Rin?” Sora
membantuku berdiri dan membawaku duduk di pinggir jalan untuk memeriksa lukaku.
“U-uh, ti-tidak apa-apa..” Aku masih kesakitan akibat jatuh tepat ke bebatuan
yang tajam.
“Aku tak membawa obat-obatan,
bagaimana ini” Sora kebingungan. “Aku ingat aku membawa kotak obat di tasku”
Ujarku yang tengah kesakitan. Sora lalu mengeluarkan kotak tersebut lalu mulai
membersihkan lukaku.
“M-maaf sebelumnya, biarkan aku
mengobati lukamu, Rin” “Tak apa, silakan” Sora dengan telaten dan lembut mulai
mengobatiku. Aku merasa lebih baik. Sora sangat baik dan tampan, setiap aku
memperhatikan wajahnya, hatiku berdebar kencang. Sepertinya aku mulai menyukai
Sora sedikit demi sedikit.
“Selesai sudah, apakah kau merasa
lebih baik?” Sora membereskan kotak obat ke dalam tasku. “Ah, iya, terimakasih
banyak Sora” Aku menjadi salah tingkah. Aku benar-benar merasa lebih baik,
karena ada Sora di dekatku, lukaku tak terasa sedikitpun. Kami kemudian
melanjutkan berjalan ke arah wahana Bianglala yang sudah kami janjikan dengan
Yuri.
Akhirnya kami sampai. Aku dan
Sora sudah membeli tiket sambil menanti kedatangan Yuri. “Sepertinya Yuri belum
sampai..” Sora tampak tak semangat. Aku menepuk pundaknya lalu berkata “Kalau
begitu, kita naik saja duluan sambil menunggu Yuri. Siapa tahu kita bisa
mencarinya dari atas Bianglala”. Sora lalu kemudian mengangguk dan kami pun
naik ke dalam Bianglala.
Sora terus fokus melihat-lihat ke
arah jendela, berusaha mencari dimana Yuri berada. Aku merasa agak risih, dan
aku ingin berterus terang pada Sora bahwa aku menyukainya. “Um.. Sora..” Aku
menyentuh pundaknya. Sora kemudian menengok ke arahku, seakan ia baru menyadari
ada aku disampingnya.
“A-ada apa Rin?” Tanya Sora
kaget. “Se-sebenarnya.. Aku su--“ Belum selesai aku berbicara, tiba-tiba
bianglala bergoncang agak keras. “Whoaa hati-hati Rin!” Sora dengan spontan
memelukku agar tak terjadi apa-apa padaku. Aku terkejut dan tiba-tiba
melepaskan pelukan ‘tiba-tiba’ Sora.
“M-maaf!” Wajahku memerah. “...
Aku hanya ingin menyelamatkanmu” Sora terdiam sejenak. “Oya, kau mau berbicara
apa tadi?” Sora kemudian antusias akan mendengarkan ku.
“Aku.. Menyukaimu.. S-Sora..” Aku
menunduk dan memejamkan mata, aku takut dengan jawaban-jawaban yang akan
dikeluarkan Sora. Sora lalu terdiam sejenak, dan tiba-tiba menggenggam
tanganku. Aku sudah berharap-harap cemas.
“Aku.. Tidak bisa membalas
perasaanmu sekarang, Rin..” Ia menunduk, dan bertatapan kosong. “M-maksudmu?” “.. Aku sudah menyukai orang lain...”
“Aku mengerti”
Aku lalu terdiam
merenungkan apa yang telah aku lakukan. Seharusnya aku tak memulai percakapan
seperti ini yang berakhiran canggung. Aku mengerti, tapi aku tak akan menyerah
begitu saja untuk menyukai Sora.
Aku menghembuskan nafas dengan
berat dan mulai mencairkan suasana “Baiklah, semoga kau beruntung mendapatkan
siapa yang kau inginkan” Aku berusaha tersenyum. Sora lalu menatapku tak
percaya, lalu mengangguk tersenyum. Walaupun ini sakit, tapi asalkan Sora
senang, aku turut ikut senang..
TING! Tak terasa Bianglala yang
kami naiki sudah sampai dibawah. Rute putaran kami sudah habis, dan kami harus
segera turun, bergantian dengan yang lain. “Yuri masih belum ketemu juga ya..”
Sora mulai menunjukan tatapannya yang sedih. Aku lalu melihat sekeliling. Di
daerah sini memang sangat banyak orang berlalu lalang. Lalu tiba-tiba tatapanku
tertuju pada seorang gadis berambut panjang yang sedang cemas mencari
seseorang. Itu pasti Yuri!
“Hei Sora, apakah gadis disana
adalah Yuri?” Aku menunjuk gadis tersebut. Seketika mata Sora membelalak dan
tersenyum lebar. “Ya! Itu Yuri!” “Hei Yuri!” Aku berteriak memanggil Yuri
sambil melambaikan tangan. Lalu gadis itu menengok ke arah kami dan kemudian
ekspresi nya berubah menjadi senang.
“Rin! Sora!” Yuri kemudian
berlari ke arah kami. “Syukurlah kami bisa bertemu denganmu lagi” Aku memeluk
Yuri dengan erat. “Yuri, aku senang aku bisa menemukanmu lagi” Sora terlihat
sangat senang dan lega sekali setelah bertemu Yuri.
Akhirnya kami pun bersatu kembali
di tengah keramaian taman bermain. Aku sekarang hanya bisa membayangkan siapa
gadis yang Sora sukai. Apakah itu adalah Yuri?
===============
Aku sangat senang bisa kembali
bertemu dengan Rin dan Sora. Awalnya aku sudah sangat cemas tak akan bertemu
mereka hingga nanti pulang ke rumah. Tapi ternyata berkat Rin yang melihatku,
kamu bersatu kembali dan pulang dengan lancar.
“Sudah hampir larut malam, aku
harus pulang. Sampai jumpa disekolah nanti, Yuri!” Rin melambaikan tangan dan
berjalan pulang ke rumahnya. Akhirnya kami bertiga sudah pulang ke rumah
masing-masing. Sora pun sudah beristirahat dirumahnya.
Aku lalu berlari kecil kearah
kamar, lalu langsung menumbangkan diri keatas kasur. “Sungguh hari yang berat”
Aku menghela nafas.
“Meow” Zuri tiba-tiba mengeong
dan langsung beranjak keatas kasur khusus nya itu. Zuri memang memiliki
beberapa fasilitas layaknya manusia, dan Zuri berada 1 kamar denganku. “Selamat
malam, Zuri” Aku tersenyum memperhatikan kucing kecilku mendengkur, lalu
mematikan lampu dan memejamkan mata.
“Pagi, Yuri!” Rin tiba-tiba
merangkulku dari belakang yang tengah
sibuk menyatat catatan yang belum lengkap. “Kau mengejutkanku, Rin!” Aku
kemudian melanjutkan mencatat.
“Ahaha, maaf” Rin tertawa kecil.
“Oya, apa Sora tak ikut ke sekolah hari ini?” Tanya Rin.
“Umm, sepertinya tidak. Bukan
urusanku.” Jawabku cuek. Aku masih sibuk dengan catatan yang tak kunjung
selesai ini.
“Kalau begitu, bolehkah aku
meminjam Sora sore ini?” Rin membujukku dengan manja. “Ugh, silahkan saja” Aku
mendengus kesal. “Yay! Terimakasih Yuri-ku yang cantik” Rin memelukku dengan
erat, lalu kembali ke kursinya dengan girang.
Aku tak terlalu memikirkan apa
yang akan di lakukan Sora nanti bersama Rin. Karena kelihatannya mereka sudah
akrab, dan memungkinkan Sora untuk menyukai Rin. Sepertinya gadis sepertiku
kurang cocok dengan tipe Sora. Aku hanya bisa tersenyum menyemangati mereka
saja.
-------------------
“Yuri, ayo kita makan siang di
atap sekolah hari ini!” Ajak Rin yang sedang membawa bekal makan siangnya.
“Baiklah” Ujarku tersenyum. Kami menggelar tikar kecil lalu duduk manis
menyantap makan siang, ditambah hembusan angin yang sejuk dari atap gedung
sekolah ini menjadikan suasana makan siang lebih nyaman.
“Yuri, aku ingin memberi tahumu
sesuatu” Ujar rin yang telah selesai menyantap makan siangnya. “Ada apa?
Ceritakan saja”
“Sepertinya aku menyukai Sora”
“UHUK!!”
Seketika aku tersedak mendengar
kata-kata yang keluar dari mulut Rin. Aku tak percaya dengan apa yang barusan
ku dengar. Aku mengambil sebotol air mineral dan meneguk nya, lalu menenangkan
diri. Aku kemudian menatap Rin yang sedang berbunga-bunga dan senyum-senyum
sendiri.
“Hufft.. Baguslah kau menyukai
Sora! Sora adalah orang yang baik” Aku tersenyum senang. “Dan yang ku tahu,
Sora bilang ia sedang menyukai seseorang” Ujarku. “Be-benarkah??” Mata Rin
kemudian berbinar-binar. “Mungkin kalian saling menyukai?” Tebakku. “Mungkin saja!” Rin tersenyum riang. Aku hanya bisa diam
termenung.
Mungkin kah orang yang Sora
rahasiakan itu adalah Rin? Ah sudahlah, tak ada hubungannya denganku. Aku hanya
berharap mereka bisa menjalani hubungan dengan baik. Mereka sangat cocok. Rin
sangat cantik, dan Sora sangat tampan. Memang pasangan yang serasi.
----------------
“Hufft” Aku menghembuskan nafas
dengan berat, lalu memandangi lapangan sekolah dari gedung . Aku menopang dagu
ku di atas meja. Apa yang sedang kupikirkan? Yang ku pikirkan sekarang hanyalah
Sora. Apakah Sora akan terus setia berada di sisiku, atau kah ia telah
menentukan orang yang ia suka, yaitu Rin? Sora tak henti-henti nya tampak di
benakku..
to be continued...
1 comment:
Gambarnya dari manga apa? XD
Post a Comment